photo foto01_zps4ec0c255.jpg

Foto Bareng Bule di Pantai Kuta, Bali

Foto bareng bule ini diambil saat KKL di Bali.

 photo foto02_zps8dc6ce09.jpg

Foto bareng saat penyebrangan dari Ketapang menuju Gilimanuk

Foto saat sebelum sampai di Bali. Ini komtingnya malah merem lagi. ckckck

 photo foto03_zpsb8af1d5d.jpg

Ice Cream coklat PWK memang mantabs

Kalau kuliah kosong itu paling enak ya makan Ice Cream coklatnya PWK.

 photo foto04_zps98292c41.jpg

Berburu Ice Cream

Tanpa Ice Cream kalau ga ada kegiatan itu kurang seru guys. Hahaha. Sayang orangnya kurang satu.

 photo cd542623-250c-40b1-9877-479fa514d564_zps1bdfdf80.jpg

Pengen jalan lagi bareng mereka yang ada di foto ini

Terakhir jalan saat sebelum kelulusan.

Selasa, 29 Mei 2012

JENIS-JENIS USAHA KECIL MENENGAH

Ada 3 jenis usaha yang bisa dilakukan oleh UKM untuk menghasilkan laba. Ketiga jenis usaha tersebut adalah :

a. Usaha Manufakur (Manufacturing Business)

Yaitu usaha yang mengubah input dasar menjadi produk yang bisa dijual kepada konsumen. Kalau anda bingung, contohnya adalah konveksi yang menghasilkan pakaian jadi atau pengrajin bambu yang menghasilkan mebel, hiasan rumah, souvenir dan sebagainya.

b. Usaha Dagang (Merchandising Business)

Adalah usaha yang menjual produk kepada konsumen. Contohnya adalah pusat jajanan tradisional yang menjual segala macam jajanan tradisional atau toko kelontong yang menjual semua kebutuhan sehari-hari.


c. Usaha Jasa (Service Business)

Yakni usaha yang menghasilkan jasa, bukan menghasilkan produk atau barang untuk konsumen. Sebagai contoh adalah jasa pengiriman barang atau warung internet (warnet) yang menyediakan alat dan layanan kepada konsumen agar mereka bisa browsing, searching, blogging atau yang lainnya.


1. Kelebihan Dan Kelemahan Usaha Kecil Menengah

a. Kelebihan Usaha Kecil Menengah

1) Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk.

2) Hubungan kemanusian yang akrab di dalam perusahaan kecil.

3) Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibandingkan dengan perusahaan yang berskala besar yang pada umumnya birokratis.

4) Terdapat dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.

b. Kelemahan Usaha Kecil Menengah

1) Kesulitan pemasaran

Hasil dari studi lintas Negara yang dilakukan oleh James dan Akarasanee (1988) di sejumlah Negara ASEAN menyimpulkan salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran yang umum dihadapi oleh pengusaha UKM adalah tekanan-tekanan persaingan, baik dipasar domestik dari produk-produk yang serupa buatan pengusaha-pengusaha besar dan impor, maupun dipasar ekspor.


2) Keterbatasan Finansial

UKM di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek finansial antara lain: modal (baik modal awal maupun modal kerja) dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan output jangka panjang.


3) Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)

Keterbatasan sumber daya manusia juga merupakan salah satu kendala serius bagi UKM di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek kewirausahaan, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, control kualitas, akuntansi, mesin-mesin, organisasi, pemprosesan data, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian tersebut sangat diperlukan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar baru.


4) Masalah Bahan Baku

Keterbatasan bahan baku dan input-input lain juga sering menjadi salah satu masalah serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi UKM di Indonesia.

Terutama selama masa krisis, banyak sentra-sentra Usaha Kecil dan Menengah seperti sepatu dan produk-produk textile mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku atau input lain karena harganya dalam rupiah menjadi sangat mahal akibat depresiasi nilai tukar terhadap dolar AS.

5) Keterbatasan teknologi

Berbeda dengan Negara-negara maju, UKM di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi tradisonal dalam bentuk mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang sifatnya manual. Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya membuat rendahnya jumlah produksi dan efisiensi di dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang dibuat serta kesanggupan bagi UKM di Indonesia untuk dapat bersaing di pasar global. Keterbatasan teknologi disebabkan oleh banyak faktor seperti keterbatasan modal investasi untuk membeli mesin-mesin baru, keterbatasan informasi mengenai perkembangan teknologi, dan keterbatasan sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan mesin-mesin baru.


1. Kriteria Usaha Kecil Menengah (UKM)

a. Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah).

3) Milik Warga Negara Indonesia.

4) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar.

5) Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

b. Sedangkan Glendoh (2001) menyebutkan usaha kecil dalam arti luas memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Industri kecil adalah industri berskala kecil, baik dalam ukuran modal, jumlah produksi maupun tenaga kerjanya.

b. Perolehan modal umumnya berasal dari sumber tidak resmi seperti tabungan keluarga, pinjaman dari kerabat dan mungkin dari “lintah darat”.

c. Karena skala kecil, maka sifat pengelolaannya terpusat, demikian pula pengambilan, keputusan tanpa atau dengan sedikit pendelegasian fungsi dalam bidang-bidang pemasaran, keuangan, produksi dan lain sebagainya.

d. Tenaga kerja yang ada umumnya terdiri dari anggota keluarga atau kerabat dekat, dengan sifat hubungan kerja yang “informal” dengan kualifikasi teknis yang apa adanya atau dikembangkan sambil bekerja.

e. Hubungan antara keterampilan teknis dan keahlian dalam pengelolaan usaha industri kecil ini dengan pendidikan formal yang dimiliki para pekerjanya umumnya lemah.

f. Peralatan yang digunakan adalah sederhana dengan kapasitas output yang rendah pula.

Dengan ciri-ciri tersebut usaha kecil dapat terhambat perannya yang sangat potensial dan secara nyata menunjang pembangunan di sektor ekonomi yaitu:

a. Usaha kecil merupakan penyerap tenaga kerja.

b. Usaha kecil merupakan penghasil barang dan jasa pada tingkat harga yang terjangkau bagi kebutuhan rakyat banyak yang berpenghasilan rendah.

c. Usaha kecil merupakan penghasil devisa negara yang potensial, karena keberhasilannya dalam memproduksi komoditi non migas.


2. Ciri-Ciri dan Contoh Usaha Kecil Menengah

a. Ciri-Ciri Usaha Kecil

1) Jenis baran /komoditu yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah.

2) Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah.

3) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha.

4) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

5) Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha.

6) Sebagian sudah akses ke Perbankan dalam hal keperluan modal.

7) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.


b. Contoh Usaha Kecil

1) Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja.

2) Pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya.

3) Pengrajin industry makanan dan minuman, industry meubelair, kayu dan rotan, industry alat-alat rumah tangga, industry pakaian jadi dan kerajinan tangan.

4) Peternakan ayam, itik dan perikanan

5) Koperasi berskala kecil


c. Ciri-Ciri Usaha Menengah

1) Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain: (1) bagian keuangan, (2) bagian pemasaran, (3) dan bagian produksi.

2) Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan unutk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan.

3) Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada jamsosek, pemeliharaan kesehatan, dll.

4) Sudah memiliki segala persyaratanlegalitas antara lain: (1) izin tetangga, (2) izin usaha, (3) izin tempat, (4) NPWP, (5) upaya pengelolaan lingkungan, dll.

5) Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbangkan

6) Pada umumnya telah memiliki sumberdaya manusia yang terlatih dan terdidik.


d. Contoh Usaha Menengah

1) Usaha pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah.

2) Usaha perdagangan (grosir) termsuk ekspor dan impor

3) Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan bus antar provinsi.

4) Usaha industry makanan dan minuman, elektronok dan logam.

5) Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.

MISTERI BAYI AJAIB BERKAT RAHMAT ALLAH

Sebuah keluarga melakukan wisata darat. Setelah melaksanakan shalat ‘Ashar, mereka duduk untuk menyantap makanan. Di saat mereka sedang menikmati santapan itu, tiba-tiba seorang bayi berumur sekitar satu setengah tahun atau dua tahun merangkak di bawah ketiak di antara dua orang yang sedang makan dan ikut menyantap hidangan tersebut.
Mereka semua merasa aneh dengan bayi yang tidak diketahui darimana arah datangnya itu.
Mereka saling bertanya-tanya, “Dari mana datangnya bayi itu? Dimana keluarganya?” sementara si bayi dengan santai terus menyantap makanan itu dengan lahapnya.
Sang nenek yang ada di antara keluaga itu merasa kasihan dan menyuapi serta memberi minum bayi tersebut. Salah seorang mereka pergi ke sana-kemari mencari di mana keluarga si bayi, namun ia tidak menemukan adanya jejak si bayi di sana. Sebahagian berkata, “Mungkin dia ini adalah anak jin yang berbentuk manusia.” Mereka meminta agar si nenek membiarkan bayi itu. Hanya saja si nenek enggan memberikannya dan terus menjaganya sampai ada seseorang yang datang mengambilnya.
Matahari mulai terbenam, keluarga tersebut bersiap-siap untuk pulang ke rumah, sedang si bayi tertidur pulas setelah kenyang makan dan minum. Si nenek berkata, “Bayi itu akan kita bawa bersama kita.” Namun anggota keluarga yang lain menolaknya, mereka berkata, “Ia sudah makan dan minum lantas apa lagi yang ia inginkan, mungkin nanti keluarganya datang mencarinya atau mungkin ia anak jin. Bagaimana mungkin kita membawanya ke rumah.?”
Si nenek mulai memahami ucapan anak-anaknya. Mereka berkata lagi, “Kita akan laporkan berita ini kepada polisi, sebab ini urusan mereka.”
Kemudian dengan perasaan sedih si nenek mempersiapkan tempat tidurnya yang empuk lalu menyelimutinya. Mengapa mereka meninggalkannya sendiri di lapangan seperti ini.?
Di tengah perjalanan mereka singgah di kantor polisi dan melaporkan tentang bayi dan tempatnya. Salah seorang anggota keluarga berkata, “Besok saya akan pergi bersama kalian, karena sekarang sudah malam aku tidak dapat menandai tempat itu dengan tepat.” Polisi mengucapkan terima kasih kepada keluarga tersebut terutama kepada anggota keluarga yang mau menemani mereka ke tempat bayi tersebut.
Pada pagi harinya, salah seorang anggota keluarga itu datang dan pergi besama polisi ke tempat bayi itu. Mereka menemukan bayi sedang tertidur pulas sebagaimana ketika mereka tinggalkan kemarin. Polisi mencari dengan mobil di sekitar tempat bayi tersebut ke sana kemari dan menelusuri jejak rangkakan bayi hingga jarak yang cukup jauh.
Polisi melihat sesuatu… apa yang mereka lihat? Mereka melihat sebuah mobil terbalik beberapa kali sementara pengemudi dan wanita di sampingnya (isterinya) tewas. Kemudian mereka mengeluarkan kedua jenazah tersebut.
Kelihatannya kejadian yang menimpa keluarga ini terjadi beberapa hari yang lalu, sementara si bayi dengan takdir Allah SWT berhasil selamat. Ketika mobil terbalik, si bayi terlempar dan merangkak hingga menemui keluarga yang telah menyelamatkannya -atas izin Allah- dari kematian.
Polisi mengambil bayi dan jenazah kedua orang tuanya tersebut dan menyerahkannya kepada keluarganya yang masih hidup.

APAKAH SEORANG NASRANI PENYEMBAH BERHALA??

Ini adlah kisah menarik yang aku angkat pada postingan kali ini semoga kisah ini menarik dan bermanfaat buat kita semua “Sudah menjadi kebiasaanku sebelum Islam, setiap kali aku mengunjungi sebuah kota atau perkampungan, maka tempat pertama yang aku cari dan aku masuki adalah tempat ibadah seperti gereja dan lain-lain.
Hingga akhirnya aku masuk ke sebuah masjid jami’. Pada saat itu kaum muslimin sedang melak-sanakan shalat Maghrib. Aku menunggu hingga me-reka selesai mengerjakan shalat lalu aku menemui imam masjid yang sedang berkumpul dengan para ja-maah. Kemudian berlangsunglah diskusi dengannya tentang permasalahanku yang merupakan awal aku masuk ke dalam agama Islam.”
Dari sinilah Abdullah al-Mahdi memulai bercerita tentang keislamannya, bagaimana ia masuk ke dalam Islam, apa yang mempengaruhinya hingga ia memeluk agama Islam dan tentang kehidupannya sebelum masuk Islam. Abdullah al-Mahdi berkata, “Namaku sebelum Islam Leonardo Viliyar. Aku lahir pada tanggal 4 Desember 1935 di sebuah keluarga Kristen Katolik. Sewaktu kecil, aku dipelihara oleh kakek dan nenekku. Mereka mengajariku tentang aliran Katholik yaitu keyakinan trinitas. Keyakinan bahwa Isa adalah anak Allah dan dialah yang kita sembah selain Allah. Mereka berdua mengirimku ke sekolah Inggris setelah berkali-kali aku memintanya. Hanya saja aku tidak menamatkannya, Alhamdulillah. Waktu itu umurku sekitar 5 tahun dan kepala sekolah pada awalnya tidak mau menerimaku karena umurku masih terlalu kecil. Tetapi pada akhirnya ia menerimaku juga setelah ia yakin bahwa pengetahuanku di atas teman-teman seusiaku.
Suatu kali mereka membiarkan aku tidur siang, sementara pintu rumah terbuka. Pada saat itu masuk induk ayam bersama anaknya. Aku tersentak bangun lalu aku ambil handuk untuk mengusir ayam itu ke-luar. Ayam tersebut terbang ke patung yang biasa kami sembah ketika sembahyang. Patung tersebut jatuh dan pecah berkeping-keping. Dari sini aku mengetahui bahwa patung tersebut terbuat dari kayu dan ia bukan Tuhan.
Aku berbicara kepada patung tersebut, “Kamu ini hanyalah kayu bukan Tuhan sebagaimana yang di yakini oleh nenek moyangku. Kamu tidak dapat me-nolong dirimu sendiri, bagaimana mungkin kamu dapat menolong orang lain.” Aku berkeinginan untuk mengancurkannya, namun karena aku masih kecil dan takut kakekku akan memukulku maka aku kembali meletakkanya di tempat semula. Aku mulai berfikir tentang perkara ini. Aku juga yakin bahwa di sana ada Tuhan yang hakiki yang menciptakan segala yang ada.
Pada keesokan harinya aku melihat kakekku sedang duduk, lantas akupun duduk di sampingnya. Lalu aku bertanya, “Apakah patung ini Tuhan?” Ia menjawab, “Tidak. Tetapi kami menjadikannya sebagai kiblat pada shalat kami, seakan-akan kami berada di hadapan Tuhan di saat kami mengerjakan sembah-yang” Aku terdiam, tidak dapat mengungkapkan apa yang sedang berkecamuk di dalam jiwaku.”

DISKUSI DENGAN KAKEKKU
Kapan terjadi perubahan dalam hidupmu?
Pada tahun 1943 M, tidak lama sebelum berakhir-nya perang dunia kedua, aku menemukan buku yang mereka namakan Injil Barnabes (Gospel of Barnabes). Akupun membaca isinya, di dalamnya ada sebuah ucapan yang dinisbatkan kepada Nabi Isa AS yang artinya kurang lebih adalah: “Sesungguhnya Tuhanmu tiada lain adalah Tuhanku, dan Rabbmu adalah Rabbku.”
Aku merasa heran dengan kalimat tersebut karena bertentangan sama sekali dengan akidah yang selama ini aku yakini. Seakan-akan aku kesulitan untuk me-mahaminya. Sementara umurku saat itu baru menginjak 9 tahun, maka aku bertanya kepada kakekku maksud dari kalimat tersebut. Akan tetapi ia tidak mau men-jawab pertanyaanku, bahkan sibuk mengamati kitab tersebut kemudian berkata, “Kamu jangan membaca kitab ini, karena itu akan menyesatkanmu dan men-jadikan kamu bimbang terhadap agamamu. Dan se-sungguhnya penulis kitab tersebut bukan dari orang Nashrani.”
Aku bertanya, “Apakah ada agama lain selain aga-ma kita?”
“Ya.” Jawab kakekku.
Aku bertanya, “Apakah ada tuhan lain selain tuhan kita?”
“Tidak.” Jawab kakekku.
Aku tanya lagi, “Apakah agama mereka lebih baik dari agama kita?”
Kakekku menjawab, “Tidak, bahkan agama kita lebih baik dari agama mereka dan agama kita adalah yang terbaik dari semua agama.”
Aku bertanya, “Bagaimana kalian mengetahui hal itu?”
Kakekku berkata, “Aku telah mengetahuinya, dan jangan sekali-kali kamu membaca kitab ini.”
Akupun terdiam dan tidak tahu lagi apa yang harus aku ucapkan. Kemudian aku bertanya kepada nenekku, ibuku, paman-pamanku, tapi jawaban yang aku dapati sama semua, “Jangan kamu baca kitab ini.”
Aku bertanya pada diriku, “Apa rahasia dalam kitab ini? Kenapa mereka melarangku membacanya? Apakah mungkin seseorang mengatakan sesuatu ten-tang agamanya tapi ia berbohong kepada pencipta-nya? Apa yang terjadi kalau aku baca kitab ini?” Dan pertanyaan lain yang selalu terlintas dalam benakku.
Akhirnya aku bertekad untuk membaca kitab ini secara sembunyi dalam kamar. Aku membacanya ber-ulang-ulang dan aku memulainya dengan mencari agama yang dianut Isa AS.
Pada tahun 1947 M aku tinggalkan bangku seko-lah dan aku tidak lagi menghadiri acara-acara ritual keagamaan. Lalu Aku pergi ke sebuah rumah yang dihuni oleh seorang yang sudah tua. Aku memintanya untuk mengisahkan padaku tentang para nabi yang masyhur di kalangan mereka seperti Daud, Sulaiman, Ibrahim, Musa, Nuh dan Adam AS, dan aku juga ber-tanya kepadanya tentang beberapa permasalahan agama.
Ketika ayahku mengetahuiku meninggalkan bang-ku sekolah, ia sangat marah dan mengancam akan membunuhku. Kemarahannya memuncak saat ia me-ngetahuiku tidak lagi pergi ke gereja menghadiri sembahyang pada hari Minggu.
17 TAHUN TANPA LELAH
Akan tetapi, apakah kamu melemah dengan an-caman ayahmu?
Aku tidak berhenti untuk mencari keyakinan, aku mulai berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain-nya, dari satu pulau ke pulau lainnya selama 17 tahun tanpa merasa lelah.
SAAT BERPINDAH AGAMA
Bagaimana kisah di saat ia berpindah agama?
Pada tahun 1963 aku sampai di kota Marawi di pulau Mindanao sebelah selatan Filipina yang berpen-duduk muslim. Sebagaimana kebiasaanku, bahwa ketika aku sampai di suatu kota maka tempat pertama yang aku singgahi adalah tempat peribadatan. Maka aku masuk ke sebuah masjid jami’. Pada saat itu, kaum muslimin sedang melaksanakan shalat maghrib. Aku menanti mereka hingga usai. Lantas aku menemui imam masjid dan orang-orang berkumpul di sekitar kami. Aku bertanya kepada sang imam, “Pekerjaan apa yang baru saja kalian lakukan?” ia menjawab, “Shalat.” Aku kembali bertanya, “Apakah ini agama kalian?” Ia jawab, “Benar.” Aku katakan, “Apa nama agama kalian?” Ia jawab, “Islam.” Aku tanyakan, “Siapa Tuhan kalian?” Ia jawab, “Allah.” Aku bertanya lagi, “Siapa Nabi kalian?” Ia menjawab, “Muhammad SAW.”
Aku terdiam, karena tiga kata tersebut baru kali ini aku dengar. Aku berfikir dan kembali bertanya, “Bagaimana pendapat kalian mengenai al-Masih?” ia jawab, “Ia adalah Isa bin Maryam AS dan ia adalah nabi Allah.” Aku katakan, “Apa agamanya?” Ia menjawab, “Islam, karena semua para nabi beragama Islam.” Karena waktu yang ter-batas aku tidak mungkin memperpanjang pembica-raan, sementara aku masih asing di kota tersebut. Lalu aku berkata, “Apakah Kalian punya buku yang mung-kin aku baca?” lantas ia memberiku tiga buah buku berbahasa Inggris.
I. Buku Dinul Islam (agama Islam) tulisan Ahmad Ghawwasy.
II. Terjemahan makna al-Qur’an tulisan Abdullah Yusuf Ali.
III. Buku kecil tentang akidah.
Kemudian aku keluar dari masjid ke tempat yang aku tuju. Aku mulai membaca buku tersebut dengan teliti selama sepuluh hari dari awal sampai akhir, ter-nyata di dalamnya terdapat apa yang aku cari. Pada akhirnya aku berkeyakinan bahwa sekarang telah aku dapatkan agama yang dianut oleh Isa AS yang aku cari-cari selama dua puluh tahun.
Dalam buku itu di terangkan mengenai tata cara wudhu’ dan rukun shalat. Aku kembali membaca buku tersebut dan sekaligus menghafalnya hingga aku mampu mempraktekkannya. Lalu pada Jum’at pagi tepatnya tanggal 24 Juni 1963, aku mendatangi rumah sang Imam dan aku bertanya, “Bolehkah bagi seorang yang bukan muslim untuk memeluk agama Islam?” jawabnya, “Boleh karena agama Islam bukan hanya untuk kaum muslimin, tetapi untuk seluruh manusia. Peluklah agama Islam!” Kemudian ia mengajarkanku tentang bagaimana cara berwudhu’, mengucapkan syahadat dan tata cara shalat. Setelah aku selesai me-laksanakan shalat, aku bertanya, “Apakah sekarang aku sudah menjadi seorang muslim?” ia menjawab, “Benar.”

BELAJAR EMPAT TAHUN
Aku mulai mempelajari agama Islam di sebuah madrasah Islam di kota itu selama kurang lebih empat tahun. Kemudian aku pergi ke Makkah Mukarramah pada tahun 1966 belajar di madrasah Shaulatiyah. Pada akhir tahun 1967 aku berhasil mendapatkan surat izin tinggal untuk pelajar. Pada tahun 1978 aku diterima belajar di Jami’ah Islamiyah di Madinah al-Munaw-warah hingga tahun 1979 dan mandapat ijazah dari fakultas Dakwah dan Ushuluddin. Lalu aku di kirim melalui Darul Ifta’ –sebelum menjadi departeman- ke wilayah Sabah Malaysia hingga saat ini.

Senin, 28 Mei 2012

KENAPA DOKTER DI NEGARA BARAT PELIT MEMBERIKAN OBAT KEPADA ANAK YANG SAKIT


Malik tergolek lemas. Matanya sayu. Bibirnya pecah-pecah. Wajahnya kian tirus. Di mataku ia berubah seperti anak dua tahun kurang gizi. Biasanya aku selalu mendengar celoteh dan tawanya di pagi hari. Kini tersenyum pun ia tak mau. Sesekali ia muntah. Dan setiap melihatnya muntah, hatiku …tergores-gores rasanya. Lambungnya diperas habis-habisan seumpama ampas kelapa yang tak lagi bisa mengeluarkan santan. Pedih sekali melihatnya terkaing-kaing seperti itu.

Waktu itu, belum sebulan aku tinggal di Belanda, dan putraku Malik terkena demam tinggi. Setelah tiga hari tak juga ada perbaikan aku membawanya ke huisart (dokter keluarga) kami, dokter Knol namanya.
“Just wait and see. Don’t forget to drink a lot. Mostly this is a viral infection.” kata dokter tua itu.
“Ha? Just wait and see? Apa dia nggak liat anakku dying begitu?” batinku meradang. Ya…ya…aku tahu sih masih sulit untuk menentukan diagnosa pada kasus demam tiga hari tanpa ada gejala lain. Tapi masak sih nggak diapa-apain. Dikasih obat juga enggak! Huh! Dokter Belanda memang keterlaluan! Aku betul-betul menahan kesal.
“Obat penurun panas Dok?” tanyaku lagi.
“Actually that is not necessary if the fever below 40 C.”
Waks! Nggak perlu dikasih obat panas? Kalau anakku kenapa-kenapa memangnya dia mau nanggung? Kesalku kian membuncah.
Tapi aku tak ingin ngeyel soal obat penurun panas. Sebetulnya di rumah aku sudah memberi Malik obat penurun panas, tapi aku ingin dokter itu memberi obat jenis lain. Sudah lama kudengar bahwa dokter disini pelit obat. Karena itu aku membawa setumpuk obat-obatan dari Indonesia, termasuk obat penurun panas.
Dua hari kemudian, demam Malik tak kunjung turun dan frekuensi muntahnya juga bertambah. Aku segera kembali ke dokter. Tapi si dokter tetap menyuruhku wait and see. Pemeriksaan laboratorium baru akan dilakukan bila panas anakku menetap hingga hari ke tujuh.
“Anakku ini suka muntah-muntah juga Dok,” kataku.
Lalu si dokter menekan-nekan perut anakku. “Apakah dia sudah minum suatu obat?”
Aku mengangguk. “Ibuprofen syrup Dok,” jawabku.
Eh tak tahunya mendengar jawabanku, si dokter malah ngomel-ngomel,”Kenapa kamu kasih syrup Ibuprofen? Pantas saja dia muntah-muntah. Ibuprofen itu sebaiknya tidak diberikan untuk anak-anak, karena efeknya bisa mengiritasi lambung. Untuk anak-anak lebih baik beri paracetamol saja.”
Huuh! Walaupun dokter itu mengomel sambil tersenyum ramah, tapi aku betul-betul jengkel dibuatnya. Jelek-jelek begini gue lulusan fakultas kedokteran tau! Nah kalau buat anak nggak baik kenapa di Indonesia obat itu bertebaran! Batinku meradang.
Untungnya aku masih bisa menahan diri. Tapi setibanya dirumah, suamiku langsung menjadi korban kekesalanku.”Lha wong di Indonesia, dosenku aja ngasih obat penurun panas nggak pake diukur suhunya je. Mau 37 keq, 38 apa 39 derajat keq, tiap ke dokter dan bilang anakku sakit panas, penurun panas ya pasti dikasih. Sirup ibuprofen juga dikasih koq ke anak yang panas, bukan cuma parasetamol. Masa dia bilang ibuprofen nggak baik buat anak!” Seperti rentetan peluru, kicauanku bertubi-tubi keluar dari mulutku.
“Mana Malik nggak dikasih apa-apa pulak, cuma suruh minum parasetamol doang, itu pun kalau suhunya diatas 40 derajat C! Duuh memang keterlaluan Yah dokter Belanda itu!”
Suamiku menimpali, “Lho, kalau Mama punya alasan, kenapa tadi nggak bilang ke dokternya?”
Aku menarik napas panjang. “Hmm…tadi aku sudah kadung bete sama si dokter, rasanya ingin buru-buru pulang saja. Tapi…alasannya apa ya?”
Mendadak aku kebingungan. Aku akui, sewaktu praktek menjadi dokter dulu, aku lebih banyak mencontek apa yang dilakukan senior. Tiga bulan menjadi co-asisten di bagian anak memang membuatku kelimpungan dan belajar banyak hal, tapi hanya secuil-secuil ilmu yang kudapat. Persis seperti orang yang katanya travelling keliling Eropa dalam dua minggu. Menclok sebentar di Paris, lalu dua hari pergi ke Roma. Dua hari di Amsterdam, kemudian tiga hari mengunjungi Vienna. Puas beberapa hari berdiam di Berlin dan Swiss, kemudian waktu habis. Tibalah saatnya pulang lagi ke Indonesia. Tampaknya orang itu sudah keliling Eropa, padahal ia hanya mengunjungi ibukota utama saja. Masih banyak sekali negara dan kota-kota di Eropa yang belum disambanginya. Dan itu lah yang terjadi pada kami, pemuda-pemudi fresh graduate from the oven Fakultas Kedokteran. Malah kadang-kadang apa yang sudah kami pelajari dulu, kasusnya tak pernah kami jumpai dalam praktek sehari-hari. Berharap bisa memberikan resep cespleng seperti dokter-dokter senior, akhirnya kami pun sering mengintip resep ajian senior!
Setelah Malik sembuh, beberapa minggu kemudian, Lala, putri pertamaku ikut-ikutan sakit. Suara Srat..srut..srat srut dari hidungnya bersahut-sahutan. Sesekali wajahnya memerah gelap dan bola matanya seperti mau copot saat batuknya menggila. Kadang hingga bermenit-menit batuknya tak berhenti. Sesak rasanya dadaku setiap kali mendengarnya batuk. Suara uhuk-uhuk itu baru reda jika ia memuntahkan semua isi perut dan kerongkongannya. Duuh Gustiiii…kenapa tidak Kau pindahkan saja rasa sakitnya padaku Nyerii rasanya hatiku melihat rautnya yang seperti itu. Kuberikan obat batuk yang kubawa dari Indonesia pada putriku. Tapi batuknya tak kunjung hilang dan ingusnya masih meler saja. Lima hari kemudian, Lala pun segera kubawa ke huisart. Dan lagi-lagi dokter itu mengecewakan aku.
“Just drink a lot,” katanya ringan.
Aduuuh Dook! Tapi anakku tuh matanya sampai kayak mata sapi melotot kalau batuk, batinku kesal.
“Apa nggak perlu dikasih antibiotik Dok?” tanyaku tak puas.
“This is mostly a viral infection, no need for an antibiotik,” jawabnya lagi.
Ggrh…gregetan deh rasanya. Lalu ngapain dong aku ke dokter, kalo tiap ke dokter pulang nggak pernah dikasih obat. Paling enggak kasih vitamin keq! omelku dalam hati.
“Lalu Dok, buat batuknya gimana Dok? Batuknya tuh betul-betul terus-terusan,” kataku ngeyel.
Dengan santai si dokter pun menjawab,”Ya udah beli aja obat batuk Thyme syrop. Di toko obat juga banyak koq.”
Hmm…lumayan lah… kali ini aku pulang dari dokter bisa membawa obat, walau itu pun harus dengan perjuangan ngeyel setengah mati dan walau ternyata isi obat Thyme itu hanya berisi ekstrak daun thyme dan madu.
“Kenapa sih negara ini, katanya negara maju, tapi koq dokternya kayak begini.” Aku masih saja sering mengomel soal huisart kami kepada suamiku. Saat itu aku memang belum memiliki waktu untuk berintim-intim dengan internet. Jadi yang ada di kepalaku, cara berobat yang betul adalah seperti di Indonesia. Di Indonesia, anak-anakku punya langganan beberapa dokter spesialis anak. Dokter-dokter ini pernah menjadi dosenku ketika aku kuliah. Maklum, walaupun aku lulusan fakultas kedokteran, tapi aku malah tidak pede mengobati anakanakku sendiri. Dan walaupun anak-anakku hanya menderita penyakit sehari-hari yang umum terjadi pada anak seperti demam, batuk pilek, mencret, aku tetap membawa mereka ke dokter anak. Meski baru sehari, dua atau tiga hari mereka sakit, buru-buru mereka kubawa ke dokter. Tak pernah aku pulang tanpa obat. Dan tentu saja obat dewa itu, sang antibiotik, selalu ada dalam kantong plastik obatku.
Tak lama berselang putriku memang sembuh. Tapi sebulan kemudian ia sakit lagi. Batuk pilek putriku kali ini termasuk ringan, tapi hampir dua bulan sekali ia sakit. Dua bulan sekali memang lebih mendingan karena di Indonesia dulu, hampir tiap dua minggu ia sakit. Karena khawatir ada yang tak beres, lagi-lagi aku membawanya ke huisart.
“Dok anak ini koq sakit batuk pilek melulu ya, kenapa ya Dok.?
Setelah mendengarkan dada putriku dengan stetoskop, melihat tonsilnya, dan lubang hidungnya,huisart-ku menjawab,”Nothing to worry. Just a viral infection.”
Aduuuh Doook… apa nggak ada kata-kata lain selain viral infection seh! Lagilagi aku sebal.
“Tapi Dok, dia sering banget sakit, hampir tiap sebulan atau dua bulan Dok,” aku ngeyel seperti biasa.
Dokter tua yang sebetulnya baik dan ramah itu tersenyum. “Do you know how many times normally children get sick every year?”
Aku terdiam. Tak tahu harus menjawab apa. “enam kali,” jawabku asal.
“Twelve time in a year, researcher said,” katanya sambil tersenyum lebar. “Sebetulnya kamu tak perlu ke dokter kalau penyakit anakmu tak terlalu berat,” sambungnya.
Glek! Aku cuma bisa menelan ludah. Dijawab dengan data-data ilmiah seperti itu, kali ini aku pulang ke rumah dengan perasaan malu. Hmm…apa aku yang salah? Dimana salahnya? Ah sudahlah…barangkali si dokter benar, barangkali memang aku yang selama ini kurang belajar.
Setelah aku bisa beradaptasi dengan kehidupan di negara Belanda, aku mulai berinteraksi dengan internet. Suatu saat aku menemukan artikel milik Prof. Iwan Darmansjah, seorang ahli obat-obatan dari Fakultas Kedokteran UI. Bunyinya begini: “Batuk – pilek beserta demam yang terjadi sekali-kali dalam 6 – 12 bulan sebenarnya masih dinilai wajar. Tetapi observasi menunjukkan bahwa kunjungan ke dokter bisa terjadi setiap 2 – 3 minggu selama bertahun-tahun.” Wah persis seperti yang dikatakan huisartku, batinku. Dan betul anak-anakku memang sering sekali sakit sewaktu di Indonesia dulu.
“Bila ini yang terjadi, maka ada dua kemungkinan kesalahkaprahan dalam penanganannya,” Lanjut artikel itu. “Pertama, pengobatan yang diberikan selalu mengandung antibiotik. Padahal 95% serangan batuk pilek dengan atau tanpa demam disebabkan oleh virus, dan antibiotik tidak dapat membunuh virus. Di lain pihak, antibiotik malah membunuh kuman baik dalam tubuh, yang berfungsi menjaga keseimbangan dan menghindarkan kuman jahat menyerang tubuh. Ia juga mengurangi imunitas si anak, sehingga daya tahannya menurun. Akibatnya anak jatuh sakit setiap 2 – 3 minggu dan perlu berobat lagi.
Lingkaran setan ini: sakit –> antibiotik-> imunitas menurun -> sakit lagi, akan membuat si anak diganggu panas-batuk-pilek sepanjang tahun, selama bertahun-tahun.”
Hwaaaa! Rupanya ini lah yang selama ini terjadi pada anakku. Duuh…duuh..kemana saja aku selama ini sehingga tak menyadari kesalahan yang kubuat sendiri pada anak-anakku. Eh..sebetulnya..bukan salahku dong. Aku kan sudah membawa mereka ke dokter spesialis anak. Sekali lagi, mereka itu dosenku lho! Masa sih aku tak percaya kepada mereka. Dan rupanya, setelah di Belanda ‘dipaksa’ tak lagi pernah mendapat antibiotik untuk penyakit khas anak-anak sehari-hari, sekarang kondisi anak-anakku jauh lebih baik. Disini, mereka jadi jarang sakit, hanya diawal-awal kedatangan saja mereka sakit.
Kemudian, aku membaca lagi artikel-artikel lain milik prof Iwan Darmansjah. Dan di suatu titik, aku tercenung mengingat kata-kata ‘pengobatan rasional’. Lho…bukankah dulu aku juga pernah mendapatkan kuliah tentang apa itu pengobatan rasional. Hey! Lalu kemana perginya ingatan itu? Jadi, apa yang selama ini kulakukan, tidak meneliti baik-baik obat yang kuberikan pada anak-anakku, sedikit-sedikit memberi obat penurun panas, sedikit-sedikit memberi antibiotik, baru sehari atau dua hari anak mengalami sakit ringan seperti, batuk, pilek, demam, mencret, aku sudah panik dan segera membawa anak ke dokter, serta sedikit-sedikit memberi vitamin. Rupanya adalah tindakan yang sama sekali tidak rasional! Hmm… kalau begitu, sistem kesehatan di Belanda adalah sebuah contoh sistem yang menerapkan betul apa itu pengobatan rasional.
Belakangan aku pun baru mengetahui bahwa ibuprofen memang lebih efektif menurunkan demam pada anak, sehingga di banyak negara termasuk Amerika Serikat, ibuprofen dipakai secara luas untuk anakanak. Tetapi karena resiko efek sampingnya lebih besar, Belgia dan Belanda menetapkan kebijakan lain. Walaupun obat ibuprofen juga tersedia di apotek dan boleh digunakan untuk usia anak diatas 6 bulan, namun di kedua negara ini, parasetamol tetap dinyatakan sebagai obat pilihan pertama pada anak yang mengalami demam. “Duh, untung ya Yah aku nggak bilang ke huisart kita kalo aku ini di Indonesia adalah seorang dokter. Kalo iya malu-maluin banget nggak sih, ketauan begonya hehe,” kataku pada suamiku.
Jadi, bagaimana dengan para orangtua di Indonesia? Aku tak ingin berbicara terlalu jauh soal mereka-mereka yang tinggal di desa atau orang-orang yang terpinggirkan, ceritanya bisa lain. Karena kekurangan dan ketidakmampuan, untuk kasus penyakit anak sehari-hari, orang-orang desa itu malah relatif ‘terlindungi’ dari paparan obat-obatan yang tak perlu. Sementara kita yang tinggal di kota besar, yang cukup berduit, sudah melek sekolah, internet dan pengetahuan, malah kebanyakan selalu dokter-minded dan gampang dijadikan sasaran oleh perusahaan obat dan media. Batuk pilek sedikit ke dokter, demam sedikit ke dokter, mencret sedikit ke dokter. Kalau pergi ke dokter lalu tak diberi obat, biasanya kita malah ngomel-ngomel, ‘memaksa’ agar si dokter memberikan obat. Iklan-iklan obat pun bertebaran di media, bahkan tak jarang dokter-dokter ‘menjual’ obat tertentu melalui media. Padahal mestinya dokter dilarang mengiklankan suatu produk obat.
Dan bagaimana pula dengan teman-teman sejawatku dan dosen-dosenku yang kerap memberikan antibiotik dan obat-obatan yang tidak perlu pada pasien batuk, pilek, demam, mencret? Malah aku sendiri dulu pun melakukannya karena nyontek senior. Apakah manfaatnya lebih besar dibandingkan resikonya? Tentu saja tidak. Biaya pengobatan membengkak, anak malah gampang sakit dan terpapar obat yang tak perlu. Belum lagi bahaya besar jelas mengancam seluruh umat manusia: superbug, resitensi antibiotik! Tapi mengapa semua itu terjadi?
Duuh Tuhan, aku tahu sesungguhnya Engkau tak menyukai sesuatu yang sia-sia dan tak ada manfaatnya. Namun selama ini aku telah alpa. Sebagai orangtua, bahkan aku sendiri yang mengaku lulusan fakultas kedokteran ini, telah terlena dan tak menyadari semuanya. Aku tak akan eling kalau aku tidak menyaksikan sendiri dan tidak tinggal di negeri kompeni ini. Apalagi dengan masyarakat awam, para orangtua baru yang memiliki anak-anak kecil itu. Jadi bagaimana mengurai keruwetan ini seharusnya? Uh! Memikirkannya aku seperti terperosok ke lubang raksasa hitam. Aku tak tahu, sungguh!
Tapi yang pasti kini aku sadar…telah terjadi kesalahan paradigma pada kebanyakan kita di Indonesia dalam menghadapi anak sakit. Disini aku sering pulang dari dokter tanpa membawa obat. Aku ke dokter biasanya ‘hanya’ untuk konsultasi, memastikan diagnosa penyakit anakku dan penanganan terbaiknya, serta meyakinkan diriku bahwa anakku baik-baik saja.
Tapi di Indonesia, bukankah paradigma yang masih kerap dipegang adalah ke dokter = dapat obat? Sehingga tak jarang dokter malah tidak bisa bertindak rasional karena tuntutan pasien. Aku juga sadar sistem kesehatan di Indonesia memang masih ruwet. Kebijakan obat nasional belum berpihak pada rakyat. Perusahaan obat bebas beraksi‘ tanpa ada peraturan dan hukum yang tegas dari pemerintah. Dokter pun bebas meresepkan obat apa saja tanpa ngeri mendapat sangsi. Intinya, sistem kesehatan yang ada di Indonesia saat ini membuat dokter menjadi sulit untuk bersikap rasional.
Lalu dimana ujung pangkal salahnya? Ah rasanya percuma mencari-cari ujung pangkal salahnya. Menunjuk siapa yang salah pun tak ada gunanya. Tapi kondisi tersebut jelas tak bisa dibiarkan. Siapa yang harus memulai perubahan? Pemerintah, dokter, petugas kesehatan, perusahaan obat, tentu semua harus berubah. Namun, dalam kondisi seperti ini, mengharapkan perubahan kebijakan pemerintah dalam waktu dekat sungguh seperti pungguk merindukan bulan. Yang pasti, sebagai pasien kita pun tak bisa tinggal diam. Siapa bilang pasien tak punya kekuatan untuk merubah sistem kesehatan? Setidaknya, bila pasien ‘bergerak’, masalah kesehatan di Indonesia, utamanya kejadian pemakaian obat yang tidak rasional dan kesalahan medis tentu bisa diturunkan.

Sabtu, 26 Mei 2012

TALAQKU JIKA AKU TIDAK TERMASUK PENGHUNI SURGA

Imam al-Layts bin Sa’d adalah seorang ulama fiqih yang memiliki kapasitas keilmuan setingkat imam-imam madzhab yang empat, bahkan ada para ulama yang mengunggulkannya atas imam Malik dari segi keilmuan. Sayang, tidak ada murid atau pengikut yang menyebarkan madzhab fiqihnya sehingga tidak berkembang seperti para imam madzhab yang empat.

Dari Lu’luah, pelayan khalifah Harun ar-Rasyid, ia berkata, “Terjadi silang pendapat antara Harun ar-Rasyid dan anak perempuan pamannya (sepupunya), Zubaidah yang telah menjadi isterinya. Harun berkata, ‘Kamu ditalak bila aku bukan termasuk ahli surga.’ Kemudian beliau menyesal atas ucapannya itu, lalu mengundang para ahli fiqih agar berkumpul guna memecahkan masalahnya. Setelah berkumpul dan berdiskusi, mereka pun berbeda pendapat bagaimana sebenarnya status sumpahnya tersebut. Khalifah Harun menulis surat kepada seluruh negeri agar menghadirkan para ulama terkemuka mereka ke istana. Tatkala mereka sudah berkumpul, ia menanyai mereka mengenai sumpahnya tersebut, yaitu “Kamu ditalak jika aku tidak masuk surga”. Mereka kembali berselisih pendapat, lalu tinggallah seorang ulama (syaikh) lagi yang belum berbicara dan berada di deretan paling akhir dari majlis tersebut. Beliau lah Imam al-Layts bin Sa’d. Ia berkata, ‘Bila Amirul Mukminin mengosongkan majlisnya ini, aku bersedia berbicara dengannya.’ Lalu sang khalifah pun menyuruh para ulama yang ada disitu untuk meninggalkan majlis tersebut.
Ia berkata lagi, ‘Saya mohon Amirul Mukminin didekatkan kepadaku.’ Maka ia pun mendekatinya. Syaikh yang ‘Alim ini berkata, ‘Apakah aku mendapatkan jaminan keamanan kalau berbicara.?” Amirul Mukminin menjawab, ‘Ya.’ Maka al-Layts memerintahkan agar dibawa kepadanya sebuah mushaf. Ketika mushaf itu sudah dihadirkan, ia berkata, ‘Tolong dibuka wahai Amirul Mukminin hingga surat ar-Rahman. Lalu bacalah.’ Sang khalifah membacanya dan tatkala ia sampai pada ayat, “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga” (QS.ar-Rahman:46) maka, al-Layts memerintahkan, ‘Tahan dulu, wahai Amirul Mukminin! Katakanlah, Wallaahi (Demi Allah).’ Ucapan syaikh ini membuat berat hati khalifah. Syaikh itu kembali berkata, ‘Wahai Amirul Mukminin, persyaratanku tadi adalah jaminan keamanan bukan.? (maksudnya, agar khalifah tidak mruka kepadanya atas permintaannya tersebut-red) Maka khalifah pun mengucapkan, ‘Wallaahi (Demi Allah),’ setelah itu berkatalah al-Layts, ‘Katakanlah, ‘Aku takut akan saat menghadap Tuhanku’ Maka khalifah menuruti perintah ulama langka itu dan mengulangi seperti apa yang diucapkannya. Al-Layts berkata lagi, ‘Wahai Amirul Mukminin, pahalanya dua surga bukan hanya satu surga.’!”
Periwayat mengatakan, “Lalu kami mendengar suara tepuk tangan dan luapan gembira di balik tirai. Maka berkatalah Harun ar-Rasyid, ‘Bagus apa yang kau putuskan itu.’ Lalu ia menghadiahi al-Layts dengan beberapa hadiah dan mengalokasikan honor untuknya.”
Ini merupakan sikap mulia yang menunjukkan indahnya ilmu di mana kebenaran dan etika sama-sama dijunjung tinggi.
Anda melihat bahwa Imam al-Layts mengetahui kemana arah fatwa, yaitu thalaq tersebut tidak jatuh bila ar-Rasyid adalah termasuk orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya. Ia juga melihat dirinya tidak boleh mengeluarkan fatwa begitu saja hingga syaratnya sudah kuat, yaitu takut kepada Allah Ta’ala. Dan ini dilakukan dengan cara meminta ar-Rasyid bersumpah hingga diri al-Layts merasa tenang bahwa fatwanya sudah benar. Ia juga meminta agar orang-orang yang ada di majlis dibubarkan dulu agar sumpah yang dimintanya dari ar-Rasyid tidak dilihat orang banyak, di samping agar ar-Rasyid tidak terpancing seperti yang ingin dilakukannya andaikata ia (al-Layts) tidak terlebih dahulu mengajukan persyaratan mendapatkan perlindungan darinya supaya dirinya bisa tentram. Jadi, fatwa yang dikeluarkan al-Layts tidak semata-mata spontanitas. Ia bersumber dari al-Qur’an itu sendiri, karena itu ia meminta al-Layts agar membaca ayat tersebut, “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga” (QS.ar-Rahman:46).
Maka tenanglah hati ar-Rasyid dengan hal itu dan tahulah ia bawha dirinya masih bisa mempertahankan isterinya secara halal dan sah berdasarkan nash yang pasti dari Kalamullah.
Ini tentunya merupakan anugerah Allah, yang dalam kebanyakan kondisi tidak terlepas dari adab yang bagus bagi orang yang mau berpikir dan memahami.

HUKUM SHALAT TANPA MENGHADAP SUTRAH

 Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Janganlah kau shalat kecuali di hadapan sutrah (tabir penghalang). Dan janganlah kamu biarkan ada seorangpun lewat dihadapanmu. Jika dia enggan (untuk dicegah), maka perangilah dia. Karena sesungguhnya orang itu disertai teman (setan)”. (HR: Muslim no: 260, Ibnu Khuzaimah no: 800, Lafadz menurut Al Hakim di Al Mustadrak (I/251), juga Baihaqi (II/268)).

Dari Abu Sa’id Al Khudzri Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :”Jika salah seorang dari kalian mengerjakan shalat, maka hendaklah dia menghadap sutrah dan hendaklah dia mendekati sutrah tersebut. Janganlah membiarkan seorangpun lewat diantara dirinya dan sutrah. Jika masih ada seseorang yang lewat, maka hendaklah dia memeranginya. Karena sesungguhnya dia itu adalah setan.” (HR: Ibnu Abi Syaibah di Al Mushannaf (I/279), Abu Dawud no: 697, Ibnu Majah no: 954, Ibnu Hibban (IV/48 dan 49), Baihaqi (II/267). Hadits Hasan).
Dari Sahl ibn Abi Hatsamah Radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :”Apabila salah seorang dari kalian shalat di hadapan sutrah, maka hendaklah dia mendekatinya. Maka setan tidak akan memotong shalatnya.” (HR: Ibn Abi Syaibah (I/279), Ahmad (IV/2), Al Thayalisi no: 379, Al Humaidi (I/196), Abu Dawud no: 695, An Nasaa’I (II/62),dll. Hadits Shahih).

“Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam berdiri shalat dekat sutrah yang jarak antara beliau dengan sutrah  didepannya 3 hasta.” (HR: Bukhari dan Ahmad). “Jarak antara tempat sujud dengan sutrah tersebut kurang lebih cukup untuk dilewati seekor anak kambing.” (HR: Bukhari dan Muslim). Terkadang beliau memilih di dekat tiang yang terdapat di dalam masjidnya. “Bila Beliau shalat (di tempat terbuka yang tidak sesuatupun menutupinya), Beliau menancapkan tombak di depannya, lalu shalat menghadap tombak tersebut, sedang para sahabat bermakmum di belakangnya.” (HR: Bukhari , Muslim, dan Ibnu Majah). “Suatu ketika pernah seekor anak kambing melintas di depan beliau saat shalat, lalu beliau maju mendahuluinya sampai perutnya menempel dinding (Sehingga anak kambing tersebut lewat dibelakang beliau).” (HR: Ibnu Khuzaimah, Thabarani, dan Hakim. Disahkan oleh Hakim dan disetujui oleh Dzahabi).

Imam As Syaukani berkata : “Didalam hadits itu (Hadits riwayat Abu Sa’id) terkandung pengertian bahwa memasang sutrah hukumnya wajib.” (Nailul Authar III/2). Sutrah (Pembatas) dapat berupa tiang, dinding, punggung orang, tas, atau apapun yang mempunyai tinggi minimal 1 hasta (Al Masjid fi Al Islam : 78). Di antara hal yang menguatkan wajibnya membuat sutrah: “Sesungguhnya sutrah itu sebab yang syar’i, yang dengannya shalat seseorang tidak batal, dengan sebab lewatnya seorang wanita yang baligh, keledai atau anjing hitam, sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang shahih. Dan untuk mencegah orang yang lewat dihadapannya serta hukum-hukum lain yang berkaitan dengan masalah sutrah. (Tamamul Minna hal 300). Oleh karena itu, salafus shalih -semoga Allah meridhai mereka- sangat gigih dalam membuat sutrah untuk shalat. Sehingga datanglah perkataan dan perbuatan mereka yang menunjukkan, bahwa mereka sangat gigih dalam mendorong menegakkan sutrah dan memerintahkannya serta mengingkari orang yang shalat yang tidak menghadap kepada sutrah.
Dari Qarrah bin Iyas, dia berkata : “Umar melihat aku sedang shalat di antara dua tiang. Dia langsung memegang leherku dan mendekatkan aku ke sutrah sambil berkata: Shalatlah di hadapan sutrah!” (HR: Bukhari (I/577). Al Hafidz Ibn Hajar berkata : “Umar melakukan hal itu dengan maksud agar shalat Qarrah bin Iyas berada di depan sutrah.” (Fathul Bari I/577).
Dari Nafi’, dia berkata: “Apabila Ibn Umar Radhiyallahu ‘anhu tidak lagi menemukan tiang masjid yang bisa dijadikan sutrah untuk shalat, maka dia akan berkata kepadaku: “Hadapkanlah punggungmu dihadapanku.” (HR: Ibn Abi Syaibah I/279. Sanad Shahih).

KETENTUAN HUKUM SUTRAH :
1. Kesalahan orang yang shalat yang tidak menghadap atau meletakkan di hadapannya sutrah, walaupun dia aman dari lalu-lalangnya manusia, atau dia berada di tanah lapang. Tidak ada bedanya antara di kota Makkah ataupun di tempat lainnya, dalam hukum tentang sutrah ini bersifat mutlak.( Lihat sandaran orang yang mengatakan, bahwa di Mekkah tidak ada sutrah, bahwasanya dibolehkan –di sana- berjalan melewati di hadapan orang-orang yang sedang shalat. Dan bantahan akan pernyataan ini terdapat dalam Silsilah al-Ahadits adh-Dha’ifah wal-Maudhu’ah, no. (928) dan kitab Ahkam as-Sutrah fi Makkah wa Ghairiha (hlm. 46-48) dan mengaitkan orang yang lewat di depan orang yang shalat dengan keadaan darurat merupakan perkara yang sifatnya sebagai alternatif, khususnya ketika berada di dalam keadaan yang sangat berdesak-desakan. Telah berkata al-Hafidz Ibnu Hajar tentangnya dalam al-Fath (1/ 576). Wallahu ‘alam).
2. Sebagian ulama mensunnahkan orang yang shalat untuk meletakkan sutrah agak ke kanan atau ke kiri sedikit dan tidak menghadapkan dengan tepat ke arah kiblat (Zaadul Ma’ad I/305). Yang demikian ini tidak ada dalilnya yang shahih, namun kesemuanya itu boleh.
3. Ukuran sutrah yang mencukupi bagi orang yang shalat, sehingga dia bisa menolak bahayanya orang yang lewat, adalah setinggi pelana kuda (2/3 dzira’).Sedangkan orang yang mencukupkan sutrah yang kurang dari ukuran itu dalam waktu yang longgar tidak diperbolehkan. Dan dalilnya dari Thalhah, dia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: “Jika salah seorang dari kalian telah meletakkan tiang setinggi pelana di hadapannya, maka hendaklah ia shalat dan janganlah ia memperdulikan orang yang ada di belakangnya.”(HR: Muslim no: 499).
Dari ‘A`isyah -radhiyallahu ‘anha-, dia berkata: “Pada waktu perang Tabuk Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- ditanya tentang sutrahnya orang yang shalat, maka beliau menjawab: “Tiang setinggi pelana.” (HR: Muslim no: 500). Dan dari Abu Dzar, dia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: “Jika salah seorang dari kalian berdiri melakukan shalat, maka sesungguhnya dia telah tertutupi jika di hadapannya ada tiang setinggi pelana. Jika tidak ada tiang setinggi pelana di hadapannya, maka shalatnya akan diputus oleh keledai, perempuan atau anjing hitam.” (HR: Muslim no: 510).
Ukuran pelana adalah sepanjang 1 (satu) hasta atau dzira’. Sebagaimana yang dijelaskan oleh ‘Atha`, Qatadah, ats-Tsaury serta Nafi’.  Sehasta adalah ukuran di antara ujung siku sampai ke ujung jari tengah. Dan ukurannya kurang lebih: 46,2 cm. Telah tetap, bahwa Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- shalat menghadap ke tombak kecil dan lembing. Sebagaimana diketahui keduanya adalah benda yang menunjukkan kecilnya tempat dan ini menguatkan, bahwa yang dimaksud menyamakan sutrah dengan hasta adalah pada tingginya, bukan lebarnya.
4. Dalam shalat berjama’ah, makmum itu tidak wajib membuat sutrah, sebab sutrah dalam shalat berjama’ah itu terletak pada sutrahnya imam.
(Diambil dari Kitab Al Qawl al Mubiin fi Akhtha al Mushallin, oleh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan bin Mahmud bin Salman, dan Kitab Sifat Shalat Nabi oleh Muhammad Nashiruddin Al Albani).

Jumat, 25 Mei 2012

10 Hewan Keren Pemakan Manusia Sepanjang Zaman

Sebagian besar hewan predator dapat, dan akan, melihat manusia sebagai mangsa yang sesuai, di dalam situasi yang tepat, namun, ‘pemakan manusia’ sejati, ialah, hewan individu yang lebih memilih daging manusia daripada daging lain, dan itu sangat jarang terjadi. Daftar dibawah ini adalah pilihan dari beberapa kasus terburuk dari pemakan manusia yang tercatat dalam sejarah.

10. The lions of Njombe

The Lions Of Njombe

Kita mulai daftar ini dengan kasus terparah dari singa pemakan manusia. Sekelompok singa besar lebih memilih daging manusia daripada makanan yg lain. Terjadi pada tahun 1932, di Tanzania dekat kota Njombe. Sekelompok singa datang dan membunuh masyarakat setempat dengan brutal.


Sejarah mengatakan bahwa singa dikendalikan oleh seorang dukun dari sebuah suku setempat, bernama Matamula Mangera, yang mengirim singa-singa besar yg mengamuk sebagai senjata balas dendam terhadap warga Tanzania setelah Matamula Mangera digulingkan dari jabatannya.

Para kepala suku begitu takut akan singa pemakan manusia yang Mangera kirim .Mereka memohon Matamula Mangera untuk menjadi pemimpin bangsa lagi, tapi ia menolak. Singa-singa itu terus menyerang dan, akhirnya, merenggut 1.500 nyawa manusia (ada yang mengatakan lebih dari 2000); serangan singa terparah sepanjang sejarah, dan salah satu kasus terparah dari serangan hewan yang pernah tercatat.

Akhirnya, George Rushby, seorang pemburu terkenal, memutuskan untuk mengakhiri serangan. Dia membunuh 15 singa, dan sisanya meninggalkan daerah itu dengan sendirinya, akhirnya berakhirlah mimpi buruk. Tapi, tentu saja, penduduk setempat yakin bahwa singa yang pergi begitu saja disebabkan oleh para kepala suku yang sepakat untuk mengembalikan pekerjaan lama Matamula Mangera.

9. Two Toed Tom

Two Toed Tom

Two Toed Tom adalah seekor pemakan manusia yang sangat liar, dan sekarang ini sulit untuk mengetahui bagian mana ceritanya yang nyata, dan mana yang mitos. Two Toed Tom adalah buaya jantan raksasa yang berkeliaran di rawa-rawa di perbatasan Alabama dan Florida sekitar tahun 1920. Dia kehilangan semua jari kecuali dua dari jari-jari di tangan kirinya, dan meninggalkan jejak yang sangat dikenali di lumpur, sehingga ia dijuluki ‘Two Toed Tom’ oleh masyarakat setempat. Konon, dia telah kehilangan jari-jari kakinya dalam perangkap besi.

Ia memiliki panjang empat setengah meter, dan orang-orang mengklaim bahwa ia bukan buaya normal, tapi setan yang dikirim dari neraka untuk meneror mereka. Tom membuat dirinya terkenal dengan melahap puluhan sapi, bagal dan, tentu saja, manusia, khususnya perempuan yang sedang mencuci pakaian di air. Karena Tom sering menyerang, banyak petani berusaha untuk membunuh Tom, tetapi peluru hanya berefek kecil dan tidak berhasil membunuh Tom.

Seorang petani bahkan mencoba membunuhnya menggunakan dinamit, petani tsb telah mengejar Tom selama dua puluh tahun, tetapi selalu gagal, jadi dia memutuskan untuk membuang ember berisi 15 dinamit ke dalam telaga dimana Tom sedang berada. Petani tsb mengira masalah sudah selesai.

Ledakan itu menewaskan segala sesuatu yang berada di telaga tsb, kecuali Tom. Beberapa saat setelah ledakan, petani dan putranya mendengar teriakan yang mengerikan dan suara percikan yang berasal dari telaga di dekat rumahnya. Mereka bergegas ke tempat itu dan melihat mata cerah Tom sesaat sebelum ia menghilang di bawah permukaan.

Teriakan itu kemudian diketahui sebagai teriakan seorang anak perempuan ketika setengah mayat anak perempuan muncul di tepi danau. Memang sulit untuk mempercayai apakah cerita ini merupakan cerita nyata atau hanya cerita rakyat, tetapi segala sesuatu nampaknya mengindikasikan bahwa Two Toed Tom itu nyata, dan ia terus menjelajahi rawa Florida selama bertahun-tahun. Orang-orang terus-menerus melaporkan melihat buaya jantan besar berjemur di tepi danau, dan suara aumannya terdengar setiap pagi.

Mereka mengidentifikasi makhluk tsb sebagai Tom dengan jejak 2 jarinya. Bagian yang paling menakjubkan dari cerita ini adalah, meskipun ia paling terkenal selama tahun 1920-an, Tom tampaknya masih hidup selama 1980-an, ketika seekor buaya besar berjari 2 dilaporkan berada di rawa-rawa yang sama di mana dia telah menjelajah seluruh hidupnya . Banyak pemburu ulung yang mencoba menangkap, tapi Two Toed Tom tidak pernah tertangkap.

8. Kesagake

Kasagake

Tercatat binatang liar paling berbahaya di Jepang adalah Giant Hornet Jepang, yang membunuh rata-rata 40 orang per tahun. Namun, predator terbesar, dan paling kuat ditanah Jepang adalah Bear Brown, dan, mungkin yang paling brutal dalam sejarah adalah serangan beruang yang terjadi di desa Sankebetsu, Hokkaido, pada tahun 1915. Pada saat itu, Sankebetsu adalah sebuah desa pertama dengan penduduk yang sangat sedikit dan berada di daerah liar.

Kawasan itu dihuni oleh beruang coklat, termasuk beruang jantan raksasa yang dikenal sebagai Kesagake. Dahulu, Kesagake datang ke Sankebetsu untuk memakan jagung panen penduduk setempat. Terasa menjadi gangguan, dia ditembak oleh dua penduduk desa dan melarikan diri ke pegunungan, ia dilaporkan terluka. Para penduduk desa percaya bahwa, setelah ditembak, beruang akan takut pada manusia dan menjauhi tanaman panen. Mereka salah.

Pada tanggal 9 Desember 1915, Kesagake muncul lagi. Dia memasuki rumah keluarga Ota, di mana istri petani sedang merawat bayinya sendirian. Beruang itu menyerang bayi, membunuh bayi, lalu mengincar sang istri petani. Dia mencoba membela diri dengan melemparkan kayu bakar ke binatang itu, namun akhirnya Kesagake menyeretnya ke hutan .

Ketika orang-orang datang, , mereka menemukan lantai dan dinding yang berceceran darah. Tiga puluh orang pergi ke hutan, bertekad untuk membunuh beruang dan menyelamatkan wanita malang itu. Mereka menemukan Kesagake dan menembaknya lagi, tetapi mereka gagal untuk membunuhnya. Hewan itu lari dan mereka menemukan sebagian tubuh wanita yang telah dimakan terkubur di bawah salju, di mana beruang telah menyimpan tubuh wanita tsb untuk dikonsumsi nanti.

Beruang itu kemudian kembali ke peternakan keluarga Ota, dan penjaga bersenjata dikirim untuk berjaga-jaga akan serangan Kesakage. Tapi strategi ini meninggalkan celah di rumah lain yang tidak terlindungi, dan Kesagake mengambil keuntungan dari celah ini, menyerang rumah keluarga pelaku Curanmor Miyoke dan semua orang di dalamnya. Meskipun beberapa orang berhasil melarikan diri, dua anak tewas dan begitu juga seorang wanita hamil, yang menurut saksi yang selamat, memohon untuk kehidupan bayi yang dikandungnya kepada sang predator.

Tentu saja, itu semua sia-sia; Kesagake membunuhnya juga. Ketika penjaga menyadari kesalahan mereka dan kembali ke rumah Miyoke, mereka menemukan mayat dari dua anak, wanita dan janin yang dikandungnya semua tergeletak disekitar darah yang menutupi lantai. Hanya dalam dua hari, Kesagake telah membunuh enam orang. Para penduduk desa ketakutan dan sebagian besar penjaga meninggalkan jabatan mereka karena takut.

Seorang pemburu beruang terkenal diberitahu tentang kejadian tersebut, dan ia mengidentifikasi beruang tsb sebagai Kesagake dan memberitahu bahwa beruang itu benar-benar mengincar desa Sankebetsu. Pada awalnya ia menolak untuk berpartisipasi dalam perburuan, tetapi akhirnya dia bergabung dengan grup dan pada tanggal 14, dia adalah salah satu orang yang akhirnya berhasil membunuh Kesagake. Beruang itu berukuran hampir tiga meter dengan berat 380 kg.

Jenazah manusia ditemukan di perutnya. Insiden mengerikan tidak berakhir di sana, beberapa orang yang selamat dari serangan meninggal karena luka-luka. Salah satu korban tenggelam di sungai. Daerah segera ditinggalkan oleh penduduk desa dan menjadi sebuah kota hantu. Bahkan sampai saat ini, insiden Sankebetsu tetap menjadi serangan binatang terburuk dalam sejarah Jepang, dan salah satu yang paling brutal dalam sejarah.

7. The New Jersey Shark

The New Jersey Shark

Serangan-serangan hiu terjadi pada tahun 1916, pada waktu itu sedikit yang mengetahui tentang jenis hiu yang menyerang, dan beberapa ilmuwan bahkan mengklaim bahwa hiu itu tidak berbahaya sama sekali. Ini adalah salah satu dari sangat sedikit kasus nyata ‘hiu makan orang’ yang dikenal sebagai serangan hiu dan sebagian besar mengenal sebagai insiden yang terisolasi.

Itu semua terjadi di sepanjang pantai New Jersey, korban pertama adalah seorang pria muda bernama Charles Vansant yang diserang di air yang sangat dangkal saat berenang dengan anjing kesayangannya, beberapa orang, termasuk keluarganya, menyaksikan serangan tersebut, dan penjaga pantai bergegas untuk menyelamatkan pemuda itu.

Hiu itu sangat ulet dan tampaknya mengikuti pergerakan penjaga pantai yang berjaga di pantai . Gigi Hiu sudah memutus arteri femoralis Vansant dan salah satu kakinya dicabik hiu tsb, ia mengeluarkan banyak darah dan akhirnya mati ditempat sebelum ia bisa dibawa ke rumah sakit.

Lima hari kemudian, orang lain, Charles Bruder, diserang oleh ikan hiu yang sama saat berenang jauh dari pantai. Pada awalnya dilaporkan oleh saksi bahwa perahu merah telah terbalik, dalam kenyataannya, ‘perahu merah’ adalah sebuah perahu yang bersimbah darah Bruder. Hiu itu menggigit putus kakinya. Ia diseret kembali ke pantai, di mana tubuh-Nya yang hancur. Dan sudah terlambat, ia sudah mati pada saat ia sampai ke pantai.

Walaupun hiu telah terlihat selama beberapa hari, ilmuwan yang diberitahu mengenai serangan mengklaim bahwa itu bukan serangan hiu, dan mengatakan bahwa pelakunya mungkin ikan paus pembunuh atau kura-kura laut! Serangan berikutnya terjadi bukan di laut, tetapi dalam sebuah sungai dekat kota Matawan. Sekali lagi, orang melaporkan melihat hiu di sungai, tapi mereka diabaikan, sampai pada tanggal 12 Juli, seorang bocah berusia sebelas tahun diserang saat berenang dan diseret kebawah air.

Beberapa warga kota bergegas ke sungai, dan seorang pria bernama Stanley Fisher terjun ke air untuk menemukan sisa-sisa anak itu, tapi dia juga diserang oleh hiu dan meninggal karena luka-luka yg disebabkan serangan hiu. Korban terakhir adalah anak muda, hampir 30 menit setelah serangan terhadap Stanley Fisher. Meskipun ia terluka parah, ia adalah satu-satunya korban yang selamat.

Pada tanggal 14 Juli seekor hiu putih raksasa betina ditangkap di Teluk Raritan dekat kota Matawan. Dikatakan bahwa jenazah manusia ditemukan di perutnya. Tapi, meskipun hiu tsb dikira sebagai pemakan manusia, tidak semua orang yakin akan dugaan tsb.

Saat ini, ilmuwan percaya bahwa meskipun hiu putih raksasa mungkin adalah pelaku atas dua serangan pertama, serangan sungai Matawan mungkin dilakukan Bull Shark. Berbeda dengan hiu putih, Bull shark dapat bertahan hidup di air tawar, dan merupakan spesies yang sangat agresif, yang dianggap oleh sebagian orang sebagai hiu yang lebih berbahaya daripada hiu putih. Meskipun demikian, ini adalah awal dari reputasi mengerikan Hiu Putih sebagai pemakan manusia.

Setelah dikonfirmasi bahwa serangan Jersey adalah perbuatan hiu, hiu menjadi pemakan manusia dalam sejarah. Insiden tsb menginspirasi novel yang paling terkenal dari Peter Benchley, Jaws, yang kemudian diadaptasi menjadi sebuah film oleh Steven Spielberg. Bahkan saat ini, banyak orang yang setelah melihat film takut untuk pergi ke dalam air laut, dan semuanya dimulai pada tahun 1916.

6. The Bear of Mysore

The Bear Of My Sore

Meskipun Sloth Bear sering menganiaya penduduk di India, Mereka sangat jarang sekali memakan korban. Bahkan, mereka sama sekali jarang memakan daging, dan lebih memilih untuk memakan rayap dan buah-buahan, dan sangat menyukai madu. Namun, ada seekor Sloth Bear jahat yang menjadi pembunuh. Ada beberapa cerita yang sangat aneh tentang asal-usul dari Mysore Killer Bear; beberapa orang mengatakan bahwa beruang adalah seekor pejantan dan awalnya ia menculik seorang gadis untuk dijadikan pasangannya. Gadis itu diselamatkan oleh warga desa dan beruang dimasukan kedalam lubang penyiksaan.

Versi lain mengatakan bahwa beruang ini adalah singa betina yang telah dibunuh oleh manusia, dan ia menjadi pembunuh untuk membalas dendam. Namun, sebagian besar ahli sekarang percaya bahwa beruang itu mungkin terluka oleh manusia, dan hasilnya menjadi agresif. Beruang itu menyerang tiga lusin orang di negara Mysore India.

Ciri khas Bear Sloth, ia akan merobek wajah korban dengan cakar dan gigi tajamnya, dan mereka yang selamat sering dibiarkan rusak. 12 dari korban meninggal, tiga dari mereka dimakan, sesuatu yang sangat tidak biasa. Beruang itu akhirnya dibunuh oleh Kenneth Anderson, seorang pemburu yang terkenal, walaupun binatang itu awalnya sangat sulit ditaklukan.

5. The Beast of Gevauden

Beast Of Gevauden

Salah satu pemakan manusia paling terkenal-, serta yang paling misterius dari semua yg pernah ada. Binatang ini meneror provinsi Perancis Gevauden 1764-1767. Meskipun sering diakui sebagai serigala besar yang luar biasa, faktanya binatang ini tidak pernah benar-benar berhasil teridentifikasi. Dikatakan lebih besar daripada serigala normal, dengan warna bulu kemerahan dan bau tak tertahankan, serta gigi lebih besar daripada serigala normal. Makhluk ini membunuh korban pertama (seorang gadis muda) pada bulan Juni 1764.

Ini adalah yang pertama dari serangkaian serangan yang sangat tidak biasa, di mana binatang ini memburu manusia sebagai target utumanya dan mengabaikan hewan ternak dan domestik. 210 manusia diserang, 113 korban meninggal, dan 98 yang dimakan olehnya. Serangan itu begitu sering dan brutal. banyak yang percaya bahwa makhluk ini adalah setan yang diutus oleh Allah sebagai hukuman, yang lain mengira itu adalah garou-loup, manusia serigala.

Meskipun orang2 menyebutkan bahwa ‘Binatang’ itu mungkin hanya serigala besar (atau beberapa serigala, karena beberapa laporan menyebutkan dua binatang bukan satu), kenyataannya tetap bahwa deskripsi makhluk tersebut tampaknya tidak cocok dengan serigala Eropa normal, yg dikenal orang pada saat itu. Beberapa ahli percaya bahwa binatang ini mungkin berevolusi menjadi hyena.

Hyena sebenarnya predator yang sangat kuat dan mereka sering memangsa manusia di Afrika dan beberapa bagian Asia. (Seekor hyena jantan meneror Malawi baru-baru ini, memaksa ratusan orang meninggalkan desa mereka). Sama seperti binatang Gevauden, hyena terkenal akan gigi mereka yang kokoh dan memiliki bau yang kuat, dan mereka juga lebih besar dan lebih kuat daripada serigala rata-rata.

Binatang itu berhasil menghindari serangan pemburu bahkan tentara, menunjukkan bahwa ia adalah seekor pemakan manusia licik legendaris, tapi akhirnya dibunuh pada tahun 1767 oleh pemburu lokal Jean Chastel. Sejarah mengatakan bahwa Chastel menggunakan peluru perak untuk membunuh makhluk itu, namun ini mungkin mitos. Setelah membuka perut makhluk itu, Chastel menemukan sisa korban terakhir manusia.

4. The Ghost and the Darkness

Ghost And The Darkness

Pada tahun 1898, Inggris memulai konstruksi jembatan kereta api di atas sungai Tsavo di Kenya. Sembilan bulan berikutnya, para pekerja kereta api yang malang menjadi target dari dua singa pemakan manusia. Singa ini sangat besar, dengan ukuran panjang lebih dari tiga meter. Pada awalnya, kedua singa menyeret orang-orang dari tenda pekerja, menyeret mereka ke semak-semak dan melahap mereka di malam hari. Namun mereka menjadi lebih menakutkan, mereka bahkan tidak akan menyeret korban mereka jauh dan akan memulai makan daging mereka hanya beberapa meter dari tenda.

Ukuran mereka, keganasan dan kelicikan mereka begitu luar biasa hingga masyarakat pribumi banyak yang mengira bahwa mereka bukanlah singa, melainkan setan, atau mungkin reinkarnasi dari raja-raja lokal kuno yang berusaha untuk mengusir penjajah Inggris. Dua ekor singa pemakan manusia ini berjuluk The Ghost dan The Darkness. Pekerja begitu takut dan ratusan dari mereka melarikan diri dari Tsavo. Pembangunan jembatan kereta api itu dihentikan, tidak seorang pun ingin menjadi korban berikutnya sang “singa setan”

Akhirnya, Chief Engineer yang bertanggung jawab atas proyek kereta api tsb, John Henry Patterson, memutuskan satu-satunya solusi adalah membunuh sang singa setan yang sangat mengganggu proyek. Dia hampir saja terbunuh oleh si singa, tetapi akhirnya, ia berhasil menembak singa yg pertama pada bulan Desember 1989, dan dua minggu kemudian, ia berhasil menembak yang kedua. Tercatat , singa telah membunuh 140 orang.

Patterson juga menemukan sarang sang predator ‘, sebuah gua dekat tepi sungai Tsavo, yang berisi banyak sisa-sisa korban manusia, serta potongan pakaian dan ornamen. Gua ini masih ada hari ini. Meskipun banyak tulang yang telah diangkat, dilaporkan masih banyak tulang yang masih berada di dalam. Beberapa ahli baru-baru ini mengklaim bahwa singa hanya makan sekitar 35 korban manusia .

Tapi ini bukan berarti mereka tidak membunuh banyak orang; seperti pemakan manusia yang lain, mereka dilaporkan sering membunuh bahkan ketika tidak lapar. Saat ini, sang pemakan manusia ini (atau lebih tepatnya, boneka mereka) dapat dilihat di Museum Field di Chicago, dan pemerintah Kenya telah menyatakan minatnya untuk membangun sebuah museum yang didedikasikan sepenuhnya untuk mereka.

3. The Panar Leopard

Panar Leopard

Macan tutul adalah ‘kucing besar’ yang terkecil, tapi itu bukan berarti mereka kurang mematikan daripada ‘kucing’ yang lebih besar.Soal fakta, macan tutul mungkin merupakan predator tertua; bekas gigitan macan tutul telah ditemukan dalam fosil tulang hominid , menunjukkan bahwa kucing ini sudah memakan nenek moyang kita yg hidup pada lebih dari tiga juta tahun yang lalu.

Tapi walaupun ada macan tutul dewasa yg mungkin akan melihat manusia sebagai mangsa yang cocok dalam situasi yang tepat, hanya beberapa dari mereka menjadi ‘pemakan manusia’ sebenarnya, dan lebih memilih daging manusia atas makanan lainnya. Macan tutul pemakan manusia paling mematikan sepanjang masa adalah macan tutul Panar.

Macan tutul jantan ini tinggal di daerah Kumaon India pada abad XX awal. Ia merupakan macan yg paling aktif di provinsi Panar, di mana dia membunuh lebih dari 400 orang, menjadi pemakan manusia kedua paling produktif dalam sejarah (setelah The Champawat Tigress lihat daftar 2).

Tampaknya macan tutul ini telah tersaingi oleh pemburu, dan tidak dapat berburu binatang liar, sehingga berpaling kepada manusia sebagai mangsanya untuk bertahan hidup. Ia akhirnya dibunuh oleh pemburu dan aktivis lingkungan hidup yg terkenal, Jim Corbett, pada tahun 1910. Walaupun macan tutul Panar adalah yang paling terkenal , ada pemakan manusia lain yang juga ditakuti.

Pemakan manusia-Kahani, tercatat, menewaskan lebih dari 200 orang, dan pemakan manusia -Rudraprayag, yang mengintai dan membunuh peziarah yg sedang dalam perjalanan ke sebuah kuil Hindu, menewaskan 125 orang. sebelum dia juga ditembak oleh Jim Corbett. Lebih kecil, lebih lincah dan beberapa orang mengatakan, lebih licik dari singa atau harimau, macan tutul dianggap sebagai binatang paling mematikan di dunia oleh pemburu ulung. Salah satu dari mereka mengklaim bahwa ‘jika macan tutul ukurannya sama seperti singa, mereka akan sepuluh kali lebih berbahaya’.

2. The Champawat Tigress

Champawat Tigress

Selama abad XIX akhir, di antara kawasan Nepal ke Himalaya pernah diteror oleh pemakan-manusia paling terkenal dan produktif dari semua yang pernah ada. Pria, wanita dan anak-anak, mereka disergap di hutan olehnya. Serangan itu begitu sering dan begitu mematikan sehingga lagi-lagi orang menganggap binatang itu sebagai setan, dan bahkan hukuman dari para dewa. Pelakunya adalah harimau Bengal yang telah ditembak oleh pemburu. Dia berhasil melarikan diri, tetapi peluru telah menanggalkan dua taring nya.

Kesakitan yang konstan, dan tidak dapat berburu mangsa yang biasa, harimau betina itu menjadi pemakan manusia. jumlah korban dari harimau betina ini mencapai 200. Para pemburu dikirim untuk membunuh binatang ini, tapi dia terlalu licik dan jarang terlihat oleh mereka. Akhirnya, pemerintah Nepal memutuskan untuk menyelesaikan problema yg cukup besar itu dan mengirim Tentara Nasional untuk membunuh sang kucing pembunuh.

Selain kasus binatang Gevauden(daftar 5), ini mungkin satu-satunya dalam sejarah ketika tentara dianggap perlu untuk berurusan dengan binatang pemakan manusia. Tapi mereka gagal menangkap si harimau betina. Dia, bagaimanapun, terpaksa meninggalkan wilayah dan ia menyeberangi perbatasan India, ke daerah Champawat dimana ia melanjutkan “pemburuan manusia nya. Dilaporkan bahwa setiap sehabis memakan manusia, dia akan menjadi lebih berani dan lebih menakutkan, dan akhirnya, ia mulai menyerang di siang hari dan berkeliaran di sekitar desa.

Penduduk tidak akan berani meninggalkan pondok mereka untuk bekerja, karena mereka bisa mendengar suara auman sang pembunuh di hutan yg menunggu mereka. Tetapi pemakan manusia ini bernasib sama, pada akhirnya, satu orang memutuskan untuk mengakhiri pemerintahan sang harimau betina. Orang ini bernama Jim Corbett, yang (ironisnya) akan menjadi salah satu pencetus pertama program pelestarian harimau.

Kemudian Corbett menceritakan tentang bagaimana dia menemukan harimau betina dengan hanya mengikuti jejak darah dan kaki dari korban terbarunya, seorang gadis remaja. Corbett adalah seorang yg pemberani, tetapi ia merasa ngeri melihat pemandangan mengerikan tsb, Corbett menembak harimau betina di tahun 1911. Orang-orang setempat sangat lega, bersyukur dan mereka menganggap Corbett sebagai seseorang yg suci.

Pada saat itu, tercatat harimau betina ini telah membunuh 436 orang, dan mungkin bisa lebih banyak lagi karena banyak korban yang hilang. Dia merupakan hewan pemakan manusia yang paling produktif dalam Sejarah. Bukan hanya itu, dia tercatat sebagai makhluk pembunuh terbanyak dan menyaingi pembunuh versi manusia . Hanya satu pembunuh versi manusia yg dikatakan menyaingi harimau betina Champawat, seorang Hongaria terkenal bernama Countess Bathory Erzebet yang dikenal sebagai ‘Tigress dari Csejte’

1. Gustave


Semua pemakan manusia terhebat telah tiada; kecuali satu. Di Afrika, hidup seekor pemakan manusia pada zaman kita sekarang, buaya Nil jantan berukuran enam meter dan berat sekitar satu ton. Dia adalah buaya Nil terbesar yg pernah hidup, serta individu predator terbesar di seluruh benua Afrika, dan menurut penduduk asli dan Patrice Faye (seorang naturalis Perancis yang telah bertahun-tahun mencoba menangkap pemakan manusia ini), dia telah membunuh lebih dari 300 orang sampai sekarang! Meski masih hidup dan aktif, buaya ( yg dijuluki “Gustave” oleh Faye) telah menjadi legenda. (Bahkan ada sebuah film yg terinspirasi oleh cerita buaya tsb.

Penduduk pribumi mengatakan dia membunuh manusia atas dasar kesenangan, bukan hanya untuk makanan, dia membunuh beberapa orang dalam setiap serangan, dan kemudian menghilang selama berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun, dan muncul lagi ditempat lain hanya untuk membunuh. Tidak ada yang bisa memprediksi kapan atau di mana ia akan muncul berikutnya. Ia juga dikatakan memiliki nafsu makan yang mengerikan, dan rumor mengatakan bahwa ia membunuh dan melahap sebuah kuda nil jantan dewasa (binatang yang sangat berbahaya dan kuat yang paling dihindari buaya).

Tubuh sang buaya membawa bekas luka yang tak terhitung jumlahnya. Diantaranya luka yg dibuat oleh pisau, tombak dan bahkan senjata api. Sebuah bintik hitam di bagian atas kepalanya adalah satu-satunya bekas luka peluru yg tersisa dan seharusnya peluru tsb dapat mengakhiri ‘perburuannya’. Tapi semua pemburu (dan bahkan, sekali, sekelompok prajurit bersenjata) telah gagal untuk membunuhnya.

Faye sendiri berusaha untuk menangkap Gustave dengan membangun perangkap besar di air, tapi, meskipun buaya itu muncul, dia tidak pernah mendekati perangkap yg dibuat Faye. Dia hanya berenang di sekitarnya, ‘seolah-olah mengejek calon penangkapnya. Dilaporkan berumur lebih dari 60 tahun, Gustave mungkin terlalu berpengalaman dan pintar untuk ditipu, sehingga nampaknya Gustave akan melanjutkan ‘pemburuannya’ dan mungkin, akan menjadi pemakan orang yang paling produktif sepanjang sejarah. Tidak seperti harimau betina Champawat; Patrice Faye tidak lagi ingin membunuh Gustave.

Dia ingin melindungi dia dari pembalasan manusia; dengan menangkap Gustave hidup-hidup dan menjaga dia didalam kandang yang aman, Faye berharap dapat menyelamatkan nyawa manusia serta pemakan manusia itu sendiri, dan mungkin menggunakannya sebagai bibit untuk membantu pelestarian buaya Nil. Sebuah pagar lampiran (enclosure) telah dibangun di Taman Nasional Ruzizi Burundi, menunggu moment penangkapan pemakan manusia terbesar di zaman kita.